Pantai Plengkung "SURGA" Peselancar
Sabtu, 15 Juni 2013
0
komentar
jika anda mau berwisata segera mencantumkan jadwal kunjungannya ke Pantai
Plengkung, Banyuwangi, Jawa Timur. .
Jangan mengaku peselancar sejati
jika belum pernah menjajal nyali berselancar di pantai yang menghadap Samudra Hindia ini.
Pantai Plengkung tak sekadar elok dipandang mata. Pantai yang juga lazim disebut ”G-land” ini
juga menjadi tempat favorit peselancar di dunia. Ombak setinggi 4-5 meter yang datang
bersusulan membuat atraksi berselancar (surfing) menjadi lebih menantang. Kepungan hutan juga membuat tempat ini dijuluki ”surga kesunyian”.
Ombak pantai selatan akan meninggi mulai Maret hingga Oktober. Biasanya mencapai puncak pada
bulan purnama yang jatuh di pertengahan bulan.
Minat khusus
Sudah lama Pantai Plengkung yang berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) menjadi
tujuan para wisatawan berminat khusus. Pantai ini apabila dilihat dari citra satelit bentuknya melengkung
membentuk huruf G terbalik. Posisi itulah yang membuat ombak setinggi 4-5 meter bisa terbentuk. Para peselancar bisa merasakan sensasi dorongan ombak yang panjang dan susul-menyusul. Dasar pantai G-land berbentuk landai. Palung hanya ditemukan di sisi barat, yang pernah menjadi lokasi pendaratan
kapal. Posisi ini membuat G-land nyaman sebagai tempat surfing. Namun, di balik keelokannya
tentu perlu kehati-hatian tersendiri. Pasalnya, karang yang berada di dalam laut bisa melukai
peselancar di dalam air.
Setiap tahun tidak kurang dari 400-600 wisatawan asing yang datang untuk berselancar di
pantai berpasir putih ini. Di tempat ini mereka bisa menginap selama sepekan, bahkan
berbulan-bulan di resor-resor dalam hutan.
Menembus hutan
Pantai Plengkung bisa dicapai lewat jalan darat dari Kota Banyuwangi, atau jalan laut dari
Pulau Bali. Perjalanan darat membutuhkan waktu 2-3 jam dari Kota Banyuwangi untuk sampai di
gerbang pertama TNAP yang berada di Kecamatan Tegaldlimo.
Sepanjang perjalanan dari gerbang pertama ke pos Rawabendo di wilayah TNAP, di kanan-kiri
jalan hanya tampak rerimbunan hutan jati. Akan tetapi, begitu sampai di pos selanjutnya,
yakni Pancur, vegetasi hutan hujan tropis pun mulai memberi warna perjalanan ke Pantai
Plengkung. Di sini berjejer tumbuhan endemik Alas Purwo. Sebutlah, misalnya, sawo kecik
(Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong).
Di sepanjang perjalanan juga bisa ditemukan tumbuhan seperti nyamplung (Calophyllum
inophyllum), keben (Barringtonia asiatica), ketapang (Terminalia cattapa), kepuh (Sterculia
foetida), dan berbagai jenis bambu.
Untuk melintas hutan tersebut, pengunjung harus memakai mobil bergardan ganda (double gardan)
atau four-wheel drive (4wd) milik TNAP. Mobil tersebut siap mengangkut wisatawan melewati
jalur yang belum beraspal, berlumpur dan berbatu dari pos Pancur menuju pintu masuk Pantai
Plengkung. Biayanya mencapai Rp 130.000 per mobil, pergi-pulang(PP).
Suasana hutan yang dihiasi dengan kicauan burung dan keanekaragaman tanaman lebih terasa jika
Anda duduk di bak mobil jagawana tersebut. Di tempat itu, sudut pandang Anda bisa lebih luas.
Jika beruntung Anda akan menemukan babi hutan yang mencari makan di tepi jalan, atau biawak
sebesar komodo yang sedang berjemur di dekat sungai. Akan tetapi, Anda harus tahan guncangan
akibat jalan tak rata sepanjang 15 kilometer.
Sampai di gerbang Pantai Plengkung, perjalanan pun disambung dengan berjalan kaki sejauh
kurang lebih 200 meter menuju pantai. Di titik pemberhentian itu pula pengunjung disambut
dengan papan kayu penunjuk lokasi resor, seperti Bobby’s camp atau Joyo’s camp.
Jika perjalanan di darat membutuhkan waktu 2-4 jam, perjalanan lewat laut bisa ditempuh lebih
singkat. Dari Kuta di Bali hanya perlu waktu dua jam. Tarif yang ditawarkan mencapai 125
dollar Amerika Serikat (AS) per orang.
Di kawasan Pantai Plengkung, wisatawan biasanya menginap selama sepekan. Mereka bisa menginap
di resor bertarif dollar atau wisma milik TNAP yang letaknya agak jauh dari Plengkung, tetapi bertarif rupiah.
Dengan rata-rata 100 dollar AS setiap hari, selama minimal tiga hari, wisatawan bisa
menikmati senyapnya hutan, gulungan ombak, lengkap dengan akomodasi hotel berbintang.
Namun, jika ingin lebih irit, Wisma TNAP yang berada di Rawabendo bisa jadi pilihan. Tarif
kamarnya hanya Rp 100.000. Warung di area kompleks wisma bisa menjadi pilihan tempat makan,
selain pesan makanan dari wisma.
Di tempat inilah Anda bisa mengenyam sensasi lain, yakni, kicauan burung, perilaku hewan, dan
gemerisik gesekan dedaunan.
Mister Cofie
Sumber : kompas.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Pantai Plengkung "SURGA" Peselancar
Ditulis oleh Mas Kahfi
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://mistercofie.blogspot.com/2013/06/pantai-plengkung-surga-peselancar.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Mas Kahfi
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar